1.
Islam mengajarkan konsep
keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Jelaskan kemudian sebutkan
dalil Al-Qur’an yang mendasarinya!
2.
Sebagai seorang Muslim
dalam bermuamalah (kaitannya dengan ekonomi islam). Ada berapa falsafah yang
harus anda pahami. Sebutkan dan jelaskan!
3.
Definisikan ekonomi menurut
teori konvensional dan Syariah!
4.
Dalam sistem ekonomi islam
dikatakan bahwa orientasi pemenuhan kebutuhan adalah menuju “falah’, kemudian
bagaimana islam mengajarkan kita tentang ‘penyikapan
terhadap harta’?
5.
Sebutkan beberapa pilar
dalam ekonomi islam! Kemudian jelaskan secara ringkas!
Jawaban :
1.
Islam memerintahkan umatnya
agar seimbang dalam melaksanakan kegiatan baik yang menyangkut akhirat maupun
duniawi. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qashash:77

77. Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Islam menganjurkan
kepada umatnya agar bekerja untuk memenuhi kebutuhannya tetapi tidak lupa
dengan urusan akhirat. Terkadang ada yang terlalu focus mencari nafkah duniawi
tetapi seringkali melupakan bahkan meninggalkan urusan akhirat. Begitupun sebaliknya,
terlalu mengejar akhirat (zuhud ekstrim)
Sebagaimana
Rasulullah pernah bersabda
“Bekerjalah
untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan
beribadahlah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”.
Hadist ini
menggambarkan konsep keseimbangan hidup dalam mencapai arti kehidupan yang
sebenarnya, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tercapainya tujuan
hidup jangka pendek dan jangka panjang. Kalau Rasulullah mengatakan dalam
hadits tersebut “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup
selama-lamanya”, ini bukan berarti Rasulullah mengajarkan hubbu dun’ya atau
cinta harta. Akan tetapi, hal ini bertujuan agar kita memiliki semangat kerja
yang tinggi dan etos kerja yang baik. Sebab Islam adalah agama yang realistis
yang tidak pernah mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan tanpa memeras
keringat dalam mencari rizki. Disamping itu kalau Rasulullah mengatakan;
“Berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”, ini bukan
berarti Rasulullah mengajarkan agar seluruh waktu dan tenaga kita dihabiskan
hanya untuk ibadah dan urusan akhirat. Hal itu semata-mata agar timbul sebuah
kekhusu’an kita, ketika melakukan amal ibadah. Dan semua itu semata-mata
mengajarkan kepada kita semua terhadap perlunya keseimbangan hidup yakni
tercapainya tujuan hidup yang ideal.
2.
Islam melihat ekonomi dalam konteks
hubungan ajaran agama terhadap kehidupan, manusia dan Allah s.w.t. Empat
falsafah ekonomi Islam iaitu tauhid, rububiyyah, khalifah dan tazkiyyah. Tauhid
menjadi asas dalam kehidupan Islam dan asas kepada ekonomi Islam. Konsep tauhid
meliputi hubungan di antara manusia dengan Allah, dan hubungan di antara
manusia dengan manusia.
a. Tauhid mengakui sepenuhnya akan keesaan Allah s.w.t.
Dengan erti kata lain, apa jua yang kita lakukan, termasuk segala aktiviti
kehidupan dan perekonomian, mesti dilakukan menurut jalan atau cara yang
dibenarkan dan diredhai oleh Allah s.w.t. Tauhid mengawal perlakuan
manusia dan menjadi petunjuk serta mendorong manusia bertindak di atas sifat
manusia sebagai hamba Allah.
b. Rububuyyah ialah peraturan dan penyusunan oleh Allah
s.w.t dari segi kekuasaan mencipta, memberi, menghidupkan, mematikan dan
memandu kehidupan. Dalam konteks ekonomi, rububiyyah boleh difahami
sebagai peraturan Ilahi dalam segala aktiviti ekonomi, yang seharusnya
menyedarkan manusia supaya bersyukur di dalam segala perkara dan menerimanya
sebagai ketentuan dari Allah.
c. Tazkiyyah memberikan penekanan kepada aspek kesucian
jiwa dan kemurnian akhlak, sebagaimana yang terdapat dalam konsep berzakat dan
amalan bersedekah. Khalifah memperkatakan tentang peranan atau fungsi kewujudan
manusia di muka bumi ini, iaitu untuk memakmurkan bumi, dengan menjalankan
segala aktiviti kehidupan dalam ruang lingkup pengabdian kepada Allah s.w.t.
d.
Khalifah Dalam doktrin
Islam, manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah (wakil Allah) di muka
bumi (QS.2;30, 6:165), 35:39). Manusia telah diberkahi dengan semua kelengkapan
akal, spiritual, dan material yang memungkinkannya untuk mengemban
misinya dengan efektif. Fungsi kekhalifahan manusia adalah uttuk mengelola alam
dan memakmurkan bumi sesuai dengan ketentuan dan syariah Allah. Dalam
mengemban tugasnya sebagai khalifah ia diberi kebebasan dan juga dapat berfikir
serta menalar untuk memilih antara yang benar dan yang salah, fair dan tidak
fair dan mengubah kondisi hidupnya ke arah yang lebih baik (Ar-Ra’d : 11).
Berbeda dengan paradigma
kapitalisme, konsep khilafah mengangkat manusia ke status terhormat di dalam
alam semesta (QS.17:70). Serta memberikan arti dan misi bagi kehidupan, baik
laki-laki maupun wanita. Arti ini diberikan oleh keyakinan bahwa mereka
tidak diciptakan dengan sia-sia (QS.3:192, 23:115)., tetapi untuk mengemban
sebuah misi. Khalifah berbuat sesuai ajaran Tuhan dan berfungsi sebagai wakil
wakil Tuhan di muka bumi
Manusia bebas memilih berbagai
alternatif penggunaan sumber-sumber ini. Namun, karena ia bukan satu-satunya
khalifah, tetapi masih banyak milyaran lagi khlaifah dan
saudara-saudranya, maka mereka harus memanfaatkan sumber-sumber daya itu secara
adil dan efisien sehingga terwujud kesejahteraan (falah) yang menjadi tujuan
kegiatan ekonomi Islam. Tujuan ini hanya tercapai jika sumber-sumber daya itu
digunakan dengan rasa tanggung jawab dan dalam batas-batas yang digariskan
syariah dalam simpul maqashid.
3. Ekonomi dalam Islam adalah ilmu
yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat).
Kata Islam
setelah Ekonomi dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih
ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan
sebagai landasan nilai.
Pada tingkat
tertentu isu definisi Ekonomi Islam sangat terkait sekali dengan wacana
Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Islamization of Knowledge) Science dalam Islam
lebih dimaknakan sebagai segala pengetahuan yang terbukti kebenarannya secara
ilmiah yang mampu mendekatkan manusia kepada Allah SWT (revelation standard –
kebenaran absolut). Sedangkan Science dikenal luas dalam dunia konvensional
adalah segala ilmu yang memenuhi kaidah-kaidah metode ilmiah (human creation –
kebenaran relatif).
Perilaku
manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan syariat sebagai rujukan
berprilaku dan kecenderungan-kecenderungan dari fitrah manusia. Dan dalam
ekonomi Islam, kedua hal tersebut berinteraksi dengan porsinya masing-masing
hingga terbentuklah sebuah mekanisme ekonomi yang khas dengan dasar-dasar nilai
Ilahiyah.
Ekonomi Konvensional adalah teori ekonomi yang diuraikan
oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith
atau French Physiocrats. Sistem
ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses)
alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham
tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah
sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham
perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan
ekonomi proteksionisme.
Sistem ekonomi
liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis.
Mula-mula ditemukan pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat
membatasi batas-batas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang menggambarkan
pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat membebaskan individu
untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan
semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya
dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus,
atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda dengan batas minimum dapat
diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen).
Garis berpaham
ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat
yang terbuka. Paham liberali kebanyakan digunakan oleh negara-negara di benua Eropa dan Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal
dikenali dengan sebutan mild leftism estabilished
4.

EmoticonEmoticon